Shinta adalah seorang dokter muda yang baru saja menamatkan pendidikan dokternya pada sebuah universitas ternama di Sumatera. Sebagaimana dokter baru ia harus menjalani masa ptt pada sebuah desa di daerah itu. Orang tua dan tunangannya keberatan jika Shinta melaksanakan ptt di daerah itu, selain jauh dari kotanya dan daerah itu masih terbelakang dan terisolir. Orang tua Shinta sangat keberatan dan ia mengupayakan agar Shinta ditempatkan pada daerah yang dekat dan tidak terisolir itu. Upaya orang tuanya ini gagal karena telah menjadi keputusan instansi pusat dan tidak dapat di batalkan.
Kekuatiran orang tua dan tunangannya amat beralasan, karena Shinta adalah masih muda dan belum mengetahui seluk beluk masyarakat desa itu, ditambah kerasnya kehidupan di desa yang terkenal dengan kebiasaan masyarakatnya yang primitif itu. Selain itu Shinta akan menikah dengan Rudi tunangannya beberapa bulan lagi. Memang Shinta dan Rudi telah lama pacaran dan kedua orang tua mereka merestui hubungan mereka.
Shinta adalah seorang gadis yang masih berumur 24 tahun merupakan mahasiswa kedokteran yang memiliki kemampuan yang dapat dibanggakan, sehingga tdk heran ia dalam waktu yang singkat telah menamatkan kuliahnya.
Selain itu ia berparas cantik, memiliki sosok yang membuat lawan jenisnya ingin mendapatkannya, namun hatinya telah jatuh kepada Rudi yang merupakan pria yang gigih mendapatkannya, hingga ia mau di pertunangkan dengan nya.Rudi adalah seorang pria yang telah memiliki kehidupan yang mapan pada sebuah BUMN di kota itu, selain itu ia anak dari sahabat ayah Shinta.
Selama mereka pacaran hanya diisi dengan makan malam dan kadang nonton. Mereka berdua tidak pernah melakukan hal yang bertentanggan dengan adat dan agama, sebab masing-masing menyadari suatu saat akan mendapatkannya juga nantinya.
Setelah melalui perjalanan yang melelahkan Shinta dengan diantar ayahnya dan Rudi didesa itu. Perjalanan dari kotanya memakan waktu selama 1 mhari perjalanan ditambah jalan yang amat rusak dan setapak. Didesa itu Shinta di sambut oleh perangkat desa itu dan kepala dusun. Dengan sedikit acara, barulah Shinta resmi bertugas. Lalu ayahnya dan Rudi pulang ke kota besoknya setelah mewanti-wanti Shinta untuk berhati-hati.
Hari pertama ia bertugas Shinta dibantu oleh kader kesehatan yang bertugas penunjuk jalan. Shinta menempati salah satu rumah milik kepala dusun yang bernama pak Tanba. Pak Tanba amat disegani dan ia termasuk orang kaya didesa itu.
Umurnya sekitar 67 tahun dan memiliki 3 orang istri. Pak inipun sering meminjamkan sepeda motornya kepada Shinta untuk tugas-tugasnya, kadang-kadang ia sendiri yang memboncengkan Shinta saat Shinta ingin ke desa sebelah. Bagi Shinta keberadaan Pak Tanba ini amat membantunya di saat ia hampir putus asa melihat lingkungan desa yang hanya terdiri dari hutan dan jalan yang hanya bisa ditempuh dengan sepeda motor.
Karena sering diantar kedesa desa lainnya, seringkali tanpa disadari oleh Shinta telah membuat paka Tanba menaruh rasa ingin memiliki dari diri paka Taba, apalagi jika dalam berboncengan seringkali dada Shinta yang montok itu bersentuhan dengan punggung paka Tanba. Sebagai laki-laki normal iapun merasakan ingin yang lebih jauh lagi. Shinta merasa ia tak bisa bertugas jika tanpa dibantu pak Tanba.
Suatu hari saat pulang dari desa tetangga, mereka kehujanan dan hari saat itu hujan turun dengan derasnya.Lalu dengan buru-buru pak Tanba mempercepat kendaraannya , secara otomatis Shinta memegang pinggang pak Taba dengan erat dan dalam suasana itu pak Tanba dapat merasakan kehangatan dan sentuhan dada Shinta dengan nyata.
Lalu mereka sampai di kediaman Shinta yang merupakan juga rumah milik pak Tanba. Sesampai didalam rumah, Shinta masuk kekamar dan mengganti pakaiannya dengan kimono handuk, sedang pak tanba ia pinjami handuk untuk ganti pakainan yang basah itu.
Saat Shinta berganti pakaian tadi pak Tanba mengintipnya dari celah pintu kamar itu. Jakunnya naik turun karena melihat kehalusan dan kemulusan kulit tubuh Shinta seluruhnya. Dengan langkah pasti ia duduk di ruang tengah rumah itu karena diluar hari hujan.
“Wah, hujannya deras sekali pak.” kata Shinta,
“Bagaimana jika nginap disini saja pak.”
“Ooooo.. terima kasih bu. Kalau hujan reda saya akan pulang…” terang pak Tanba.
“Baiklah pak…” jawab Shinta.
Lalu Shinta kedapur dan membuatkan kopi untuk pak Tanba.
“Pak, ini kopinya ..”.
“Wah kopi… bisa begadang saya malam ini buk.”
“O.. ya.. pak .. apa perlu saya ganti dengan teh hanagat?” jawab Shinta.
“Ohh… nggak usah buk.. ini juga nggak apa.” timpal pak Taba, sambil memandang kearah Shinta.
Hingga saat itu hujan belum reda dan paka Tanba terpaksa nginap di rumah itu. Shinta terus menemani paka Tanba ngobrol tentang pekerjaan hingga rencana ia akan menikah. Pak Tanba mendengarnya dengan penuh perhatian dan sesekali mencuri pandang dada Shinta.
Shinta tak enak hati jika ia meninggalkan pak Tanba sendirian malam itu karena pak Taba telah banyak membantunya. Sedang matanya mulai ngantuk. Sedang hiburan di rumah itu tidak ada karena tidak adanya jaringan televisi. Melihat Shinta yang mulai ngantuk itu lalu pak Tanba menyuruh Shinta tidur duluan.
“Bu, tidur aja dulu biar saya diluar sini.”
“Wah saya nggak enak ni pak masa pak Tanba saya tinggal.” Shinta memaksakan dirinya untuk terus ngobrol hingga jam menunjukan pukul 9 00 wib yang kalau didesa itu telah larut ditambah hujan deras.
Dari tadi pak tanba terus memperhatikan Shinta karena suasana malam itu membuatnya ingin mengambil kesempatan terhadap Shinta dengan tidak menampakkan keinginannya.
Padahal saat itu tanpa di sadari Shinta pak Tanba telah duduk disamping Shinta.
“Bu… Shinta.., dingin ya buk..” kata pak Tanba.
“Ya pak…,” sahut Shinta.. dengan pasti pak Tanba, meraih tangan
Shinta…
“Ini buk, saya pegang tangan ibu ya.., biar dinginnya hilang….” bisik Pak Tanba.
Shintapun membiarkan pak Tanba meraih tangannya, memang ada hawa hangat yang ia rasakan. Lalu pak Tanba melingkarkan tangannya di bahu Shinta dan mengelus balik telinga Shinta, padahal itulah daerah sensitif Shinta. Kepala Shinta lalu rebah di bahu pak Tanba dan seperti sepasang kekasih pak Tanba terus meransang daerah peka di tengkuk dan bahu Shinta.
Kekuatiran orang tua dan tunangannya amat beralasan, karena Shinta adalah masih muda dan belum mengetahui seluk beluk masyarakat desa itu, ditambah kerasnya kehidupan di desa yang terkenal dengan kebiasaan masyarakatnya yang primitif itu. Selain itu Shinta akan menikah dengan Rudi tunangannya beberapa bulan lagi. Memang Shinta dan Rudi telah lama pacaran dan kedua orang tua mereka merestui hubungan mereka.
Shinta adalah seorang gadis yang masih berumur 24 tahun merupakan mahasiswa kedokteran yang memiliki kemampuan yang dapat dibanggakan, sehingga tdk heran ia dalam waktu yang singkat telah menamatkan kuliahnya.
Selain itu ia berparas cantik, memiliki sosok yang membuat lawan jenisnya ingin mendapatkannya, namun hatinya telah jatuh kepada Rudi yang merupakan pria yang gigih mendapatkannya, hingga ia mau di pertunangkan dengan nya.Rudi adalah seorang pria yang telah memiliki kehidupan yang mapan pada sebuah BUMN di kota itu, selain itu ia anak dari sahabat ayah Shinta.
Selama mereka pacaran hanya diisi dengan makan malam dan kadang nonton. Mereka berdua tidak pernah melakukan hal yang bertentanggan dengan adat dan agama, sebab masing-masing menyadari suatu saat akan mendapatkannya juga nantinya.
Setelah melalui perjalanan yang melelahkan Shinta dengan diantar ayahnya dan Rudi didesa itu. Perjalanan dari kotanya memakan waktu selama 1 mhari perjalanan ditambah jalan yang amat rusak dan setapak. Didesa itu Shinta di sambut oleh perangkat desa itu dan kepala dusun. Dengan sedikit acara, barulah Shinta resmi bertugas. Lalu ayahnya dan Rudi pulang ke kota besoknya setelah mewanti-wanti Shinta untuk berhati-hati.
Hari pertama ia bertugas Shinta dibantu oleh kader kesehatan yang bertugas penunjuk jalan. Shinta menempati salah satu rumah milik kepala dusun yang bernama pak Tanba. Pak Tanba amat disegani dan ia termasuk orang kaya didesa itu.
Umurnya sekitar 67 tahun dan memiliki 3 orang istri. Pak inipun sering meminjamkan sepeda motornya kepada Shinta untuk tugas-tugasnya, kadang-kadang ia sendiri yang memboncengkan Shinta saat Shinta ingin ke desa sebelah. Bagi Shinta keberadaan Pak Tanba ini amat membantunya di saat ia hampir putus asa melihat lingkungan desa yang hanya terdiri dari hutan dan jalan yang hanya bisa ditempuh dengan sepeda motor.
Karena sering diantar kedesa desa lainnya, seringkali tanpa disadari oleh Shinta telah membuat paka Tanba menaruh rasa ingin memiliki dari diri paka Taba, apalagi jika dalam berboncengan seringkali dada Shinta yang montok itu bersentuhan dengan punggung paka Tanba. Sebagai laki-laki normal iapun merasakan ingin yang lebih jauh lagi. Shinta merasa ia tak bisa bertugas jika tanpa dibantu pak Tanba.
Suatu hari saat pulang dari desa tetangga, mereka kehujanan dan hari saat itu hujan turun dengan derasnya.Lalu dengan buru-buru pak Tanba mempercepat kendaraannya , secara otomatis Shinta memegang pinggang pak Taba dengan erat dan dalam suasana itu pak Tanba dapat merasakan kehangatan dan sentuhan dada Shinta dengan nyata.
Lalu mereka sampai di kediaman Shinta yang merupakan juga rumah milik pak Tanba. Sesampai didalam rumah, Shinta masuk kekamar dan mengganti pakaiannya dengan kimono handuk, sedang pak tanba ia pinjami handuk untuk ganti pakainan yang basah itu.
Saat Shinta berganti pakaian tadi pak Tanba mengintipnya dari celah pintu kamar itu. Jakunnya naik turun karena melihat kehalusan dan kemulusan kulit tubuh Shinta seluruhnya. Dengan langkah pasti ia duduk di ruang tengah rumah itu karena diluar hari hujan.
“Wah, hujannya deras sekali pak.” kata Shinta,
“Bagaimana jika nginap disini saja pak.”
“Ooooo.. terima kasih bu. Kalau hujan reda saya akan pulang…” terang pak Tanba.
“Baiklah pak…” jawab Shinta.
Lalu Shinta kedapur dan membuatkan kopi untuk pak Tanba.
“Pak, ini kopinya ..”.
“Wah kopi… bisa begadang saya malam ini buk.”
“O.. ya.. pak .. apa perlu saya ganti dengan teh hanagat?” jawab Shinta.
“Ohh… nggak usah buk.. ini juga nggak apa.” timpal pak Taba, sambil memandang kearah Shinta.
Hingga saat itu hujan belum reda dan paka Tanba terpaksa nginap di rumah itu. Shinta terus menemani paka Tanba ngobrol tentang pekerjaan hingga rencana ia akan menikah. Pak Tanba mendengarnya dengan penuh perhatian dan sesekali mencuri pandang dada Shinta.
Shinta tak enak hati jika ia meninggalkan pak Tanba sendirian malam itu karena pak Taba telah banyak membantunya. Sedang matanya mulai ngantuk. Sedang hiburan di rumah itu tidak ada karena tidak adanya jaringan televisi. Melihat Shinta yang mulai ngantuk itu lalu pak Tanba menyuruh Shinta tidur duluan.
“Bu, tidur aja dulu biar saya diluar sini.”
“Wah saya nggak enak ni pak masa pak Tanba saya tinggal.” Shinta memaksakan dirinya untuk terus ngobrol hingga jam menunjukan pukul 9 00 wib yang kalau didesa itu telah larut ditambah hujan deras.
Dari tadi pak tanba terus memperhatikan Shinta karena suasana malam itu membuatnya ingin mengambil kesempatan terhadap Shinta dengan tidak menampakkan keinginannya.
Padahal saat itu tanpa di sadari Shinta pak Tanba telah duduk disamping Shinta.
“Bu… Shinta.., dingin ya buk..” kata pak Tanba.
“Ya pak…,” sahut Shinta.. dengan pasti pak Tanba, meraih tangan
Shinta…
“Ini buk, saya pegang tangan ibu ya.., biar dinginnya hilang….” bisik Pak Tanba.
Shintapun membiarkan pak Tanba meraih tangannya, memang ada hawa hangat yang ia rasakan. Lalu pak Tanba melingkarkan tangannya di bahu Shinta dan mengelus balik telinga Shinta, padahal itulah daerah sensitif Shinta. Kepala Shinta lalu rebah di bahu pak Tanba dan seperti sepasang kekasih pak Tanba terus meransang daerah peka di tengkuk dan bahu Shinta.
Pengalaman SEX PERTAMAKU Dengan Teman sepermainan
Halo" nama gw Lex. Dulu gw tinggal di JKT, tapi sekarang pindah ke Bali. Ini pengalaman petama gw kenal ama yg namanya ML. Waktu itu gw masi umur 15 - 16an. Gw punya temen yg gw kenal dari kecil, cewe, namanya Claudya. Umur dia juga sama ama gw. Anaknya tomboy banget. Temennya banyakan cowo, tp gw bukan temen biasa, gw sahabatnya dari kecil. Dia ama keluarganya deket ama keluarga gw, soalnnya emang bokap nyokap kita juga uda temenan lama. Kakak " kakak kita juga uda temenan lama.
Keluarga dia ama keluarga gw sering jalan2 bareng ke Puncak. Soalnnya keluarga Claudya punya villa di Puncak. Waktu itu, gw inget banget, hari minggu, semuanya lagi pergi, tinggal gw ama dia aja maen di komplek villa ampe sore. Pas uda agak sore, kita sama " sama takut masuk villa, soalnnya lampu villa belom ada yang dinyalain, sering kedengeran suara tokek. Kita sendiri uda nanya " nanya, kmana bokap " nyokap kita. Akhirnnya sekitar jam 5 an, dia punya ide gila, katanya: "Mandi bareng yuk!". Kita waktu itu masi agak polos " polos lugu. Gw kaget: "Hah, gila luh!!! Kita kan beda jenis". "Trus knapa" Bokap nyokap gw aja kalo mandi barengan." Dia motong omongan gw. Trus gw uda ga bisa ngomong apa " apa lg, akhirnya yah gw iyahin aja. Trus kita masuk villa en ambil handuk masing " masing di jemuran. Tapi handuk gw agak basah soalnnya pas siangnya gw pake buat ngeringin badan gw abis berenang. Trus dia bilang pake anduknya barengan aja.
Terus kita kunci villa, dan masuk ke kamar mandi utama. Di dalem, awalnya kita sama " sama ga mau buka baju, nyurur masing - masing buka baju duluan, masi malu " malu. Trus gw ngasi ide, "Gini aja deh, kita sama " sama balik badan, trus buka baju, bajunya dilempar ke luar kamar mandi supaya kita ga ada yang bo"ong." Eh" ga taunya dia setuju. Kita balik badan dan ngerjain ide gw. Setelah kita sama " sama telanjang, kita balik badan lagi dan saling nutupin bagian " bagian "sensitif" kita. Trus muka kita sama " sama agak merah. Baru trus gw buka tangan gw, ngeraih tangan dia di dadanya, gw bilang: "yuk mandi". Gw sendiri sebenrnya agak kaget ngeliat dada dia uda mulai tumbuh, soalnnya ga pernah nyangka, di balik tomboynya dia, ternyata badannya cakep juga.
Awalnya kita Cuma sabunan biasa sendiri " sendiri, sampe bagian punggung baru gw minta dia gosokin, soalnnya kan gw ga sampe. Dia mau, dia gosokin dari baru ampe pinggang gw. Waktu itu gw pikir uda selesai, makanya gw balik badan. Ternyata tangannya yang masi nempel di badan gw terpeleset megang kemaluan gw. Gw reflek, badan gw gemeter bentar, trus batang gw agak mengeras. Dia dengan polosnya bilang: "Sorry, ga sengaja, tapi kenapa ama punya lu" Kok tiba2 gerak?" Rupanya dia ga belom tau, kalo cowo kena rangsang, batangnya bakal gemeter, trus agak mengeras. Gw bales dengan agak nakal: "Ga sengaja apa emang mau nyobain megang?" Dia jadi malu trus baik badan sambil nyuruh gentian gosokin punggungnya.
Libido gw saat itu uda mulai naik, apalagi saat gw ngelus punggungnya dia, mulai bahu, punggung ampe ke pinggang, gw ngerasain kiuilit dia aluuusss" banget. Waktu itu gw ga sadar, tangan gw uda sampe di pantatnya dia (tapi bukan di lobangnya). Dan itu ngebangkitin nafsunya dia, walau gw ga sadarin betul. Tiba " tiba dia balik badan, trus ngedekep di badan gw, ampe gw sendiri ngerasa payudaranya kejepit antara dada dia ama dada gw" oh" my" Trus dia ngomong pelan" "Tangan kamu juga nakal yah?" Trus gw yang uda ga tau mau ngapain lagi langsung aja nyium bibir dia. Dia pun ngebales ciuman gw, dan tangan gw mulai tamasya dari pinggang dia naik ke punggung, ke bawak ketek dia, trus ke dadanya" Dia pun mulai ngegerayangin badan gw, mulai dari punggung gw trus turun ke pantat gw. Rupanya dia lebih dulu pernah nonton film BF ketimbang gw. Jadi dia uda lebih ngerti yang namanya nyedot batang, ngocok batang dsb.
Sedikit demi sedikit gw ngerasa batang gw mulai tegak, sampe akhirnya ga tau mentok sesuatu, tapi ga keras. Ternyata mentoknya ke bibir Ms V punya dia. Dia langsing geli dikit gitu. Trus tangan kanan gw buka air pancuran, biar sabun di badan kita turun semua. Tapi batang gw belom pol, jadi masi bisa manjang lagi. Waktu gw maenin payudaranya, dia ngelepasin mulutnya dari bibir gw dan dia ngerang dikit, gw awalnya ga tau knapa, tapi gw sadar, tiap gw maenin, gw cubit dikit, ato batang gw ngegesek Ms V-nya, dia ngerang dikit ato ngerasa geli " geli gimana gitu. Ga lama trus dia nyium gw lagi. Batang gw makin jadi waktu dia ngeluarin lidahnya di mulut gw, sampe kepala batang gw akhirnya masuk ke Ms V-nya. Dia ngerang lagi, tapi kali ini aga kerasan, trus dia bilang kalo itu sakit. Waktu itu, kita uda mulai dingin, soalnnya kita uda basah " basahan sekitar 1 jam, jadi kita udahan trus handukan. Kali ini uda ga malu " malu lagi, gw ngelap badan dia ampe ke Ms. V-nya. waktu itu, belom banyak bulunya, masih dikit banget, hampir ga ada. Waktu gw ngelap, gw jongkok, jadi muka gw pas didepan Ms V-nya. dan dia sengaja, dia tiba " tiba majuin pinggulnya sampe Ms V-nya mendarat di mulut gw, tapi akhirnya dia sendiri yang kegelian. He"he"he"
Abis mandi kita lari ke kamar gw, soalnnya ga ada yang bawa baju, di kamar kita maen sambil telanjang, gw disuru duduk diatas pinggang dia. Ternyata dia uda ga sabar pengen dimasukin. Bener aje" dia nyuruh masukin batang gwke dalemnya, tapi gw ga ngedengerin malah gw maenin dulu, soalnnya gw belom pernah ngeliat sedeket ini sebelomnya, warnanya masih merah muda. "Dy" kok kamu punya wangi yah?" aku bilang sambil memperhatikan punya dia. Trus dia bilang rasanya manis, makanya gw disuru coba jilat. Trus gw coba jilat, dan dia ngerang, seolah keenakan, tapi rasanya asin. Rupanya cairannya uda keluar dikit. Trus gw maenin pake lidah gw sampe dia ngeremes bantal " bantal di kepala dia, rupanya uda ga tahan. Sambil ngegereng, dia juga mendesis, persis kaya yang di film BF.
Trus, dia bangun, dia bilang mau gantian. Kali ini gw yang terlentang, dan dia yang masukin batang gw ke mulutnya. Gw cuma bisa ngomong: anjing gila" oh" sssttt" aaahhh" Clau?" Rupanya suara gw bikin dia tambah On" dia makin kenceng keluar masukin batang gw ke mulutnya" kali ini gw yang inisiatif megang kepalanya dia dan gw tahan, sampe batang gw gw rasa mentok di tenggorokan dia.
Setelah sekitar 5 menitan dia maen ama batang gw, dia bilang: "gw ud ga tahan" coba gituan deh yuk?" Kita berdua tau, masing " masing dari kita belom pernah negelakuin ini sebelonnya. Dia masi perawan, dan gw masi perjaka tulen.
Gw pegang barang gw yang uda kenceng banget, trus gw duduk bentar di pojok luar tempat tidur buat ngambil nafas sesaat, tapi dia dari depan langsung duduk di pangkuan gw dengan posisi ngebuka kakinya dan badannya ngadep ke badan gw. Gw langsung lahap dadanya dia dan dia makin jadi, kepala gw di bekep di dadanya, ampe gw sendiri ada susa nafas. Gw beruntung, dia itu tipe cewe tomboy tapi sering disuru minum jamu ama nyokapnnya, soalnnya nyokapnnya itu apoteker, katanya buat ngejaga kulit. Jadi dadanya itu lembut banget, wangi lagi"
Trus dia mengang batang gw dan diarahin ke lobangnya dia, gw Cuma ngeliatin aja dari atas. Bless" masuk dikit batang gw ke lobangnya" dan dia langsung nindi badan gw, dia bilang: "aauuh" sakit ternyata?" mungkin karena ini yang pertama kali. Tapi ngedenger suara dia, gw makin ngegenjot dikit, gw ngangkat pinggang gw, jadinya batang gw makin masuk, kira " kira masuk setengah. Trus dia makin merintih, ga tau sakit apa enak. Abis keangkat gw puter badang, jadinnya sekarang dia yang di bawah dan gw yang diatas. Dengan posisi itu, gw mulai masukin pelan " pelan, dan dia makin merintih: "aahh" sssttt" Lex" sssttt" uda" oohhh?" Gw takut dia triak, gw bilang bentar lagi" trus gw cium dia supaya dia diem"
Akhirnya setelah sekitar setengah jam, jw sodok terakhir dan masuk semuanya" dia kali ini ga minta uda, malah keasikan, sambil mengerang, dia mulai senyum, trus dia lanjutin ngerang lagi" sesekali gw liat batang gw, kalo " kalo masuknya salah, tapi ternyata bener dan gw liat ada darah di antara batang gw ama Mr V-nya dia. Dia bilang ga apa, itu darah perawannya" trus gw mulai maen, gw keluar masukin batang gw, dan dia pun mengerang keenakan sambil sekali " sekali mendesis. Setelah setengah jam-an, gw ngerasa ujung batang gw berdenyut di dalem lobangnya dia, dan mulut lobangnya dia juga bergetar dan makin ngejepit batang gw, gw bilang "Klimaks" Dy" Mau kuar?".
Dia bilang lagi: "Cabut Lex", gw juga mau klimaks" tapi karena badan uda aga lemes, akhirnya kita klimas barengan dan" crot"crot"crot" ternyata muncrat di dalem"
Claudya sempet kaget juga, gw numpahinnya di dalem, apalagi dia nyadar kalo waktu itu dia belom dapet, soalnnya masih awal bulan, sedangkan dia biasanya dapet katanya di minggu " minggu ke tiga. Tapi mau gimana lagi" uda ga ketahan. Trus gw ciuman lagi ama dia, dia bilang: "kenapa ga ditarik keluar" gw belom dapet, tar kalo ampe knapa " knapa gimana?" Gw sendiri ga tau, yah uda kejadian" trus kita ngelakuin hal gila lagi" dengan batang masih nancep dilobang, kita coba turun pelan " pelan dari tempat tidur, trus jalan ke kamar mandi, kita berencana mandi lagi soalnnya badan kita uda keringetan. Trus kita mandi dengan keadaan masi 1 badan. Seru deh" sambil lucu2an.
Abis mandi baru kita ngelepasin masing " masing punya, trus pake baju dan nontot Tv sambil rangkulan. Ga lama abis itu, bokap " nyokap kita pulang, tapi kita uda ketiduran disofa, untungnya rangkulan kita uda lepas.
Pulang dari puncak, kita sering banget telpon " telponan, gw maen ke rumah dia, tapi ga pernah sampe ML lagi, paling cium " ciuman, saling jamah. Soalnnya kita masi nunggu waktu dia mens. Kita berdua ada sedikit ketakutan kalo dia ampe pregnant. Untungnya pas akhir minggu ke-3, dia dapet. Waktu itu dia lagi mandi, orang rumahnya ga ada semua, dan gw lagi di rumahnya. Tiba " tiba dia teriak manggil " manggil gw, dan dia keluar kamar mandi sambil telanjang melok gw. Katanya dia uda dapet. Trus kita ciuman dan besok " besoknya setelah dia selesai mens-nya kita jadi sering sering gituan. Kalo ga di rumah dia, di rumah gw ato di tempat rahasia kita. Sekarang sayangnya dia uda pindah ke Amerika. Terakhir ketemu pas kakanya ada yang merried, dia makin cakep, body-nya makin ajubilai ditutup dengan gaun. Sebelom dia berangkat balik ke Amerika, kita gituan lagi dan lupa pake kondom lagi. Tapi diapun bersih kok. Soalnnya biasanya dia pake kondom, buat gw katanya ada pengecualian.
Claudya adalah orang pertama yang ngerasain punya gw dan ngenalin gw ama Sex.
That's all about my first experience."
__________________
• TAMAT •
Tidak ada komentar:
Posting Komentar